Madu memiliki sejuta manfaat. Nutrisinya 
menjadi andalan dalam penyembuhan dan perawatan kecantikan. Asal 
memperhatikan aturan konsumsinya, madu sangat menunjang kesehatan tubuh.
 
Sekedar mengingatkan agar madu tak diberikan 
kepada anak usia di bawah satu tahun. Kandungan Clostridium Botulinum 
atau Botulinum Toxin dalam madu memiliki efek yang berpotensi merusak 
tubuh anak di usia bayi. 
Senyawa tersebut berperan melumpuhkan 
otot-otot dan memiliki efek botoks untuk menghilangkan kerutan di wajah.
 Anak usia satu tahun ke bawah belum memiliki kemampuan yang baik untuk 
merespons senyawa ini sehingga dapat menyebabkan kejang otot, seperti 
otot paru-paru.
Madu lebih baik dikonsumsi anak berusia di atas 
dua tahun, karena sistem kekebalan tubuh mereka sudah lebih kuat 
dibanding anak yang berumur di bawah satu tahun. Selain faktor usia, jenis madu juga perlu menjadi perhatian. Sebuah studi 
 memperlihatkan efek buruk madu murni yang berpotensi memicu reaksi 
alergi atau keracunan makanan seperti, kram perut, diare, mual, muntah 
dan demam.
Alasannya, madu murni tidak melewati tahap 
pasteurisasi sehingga spora dan serbuk sari berpotensi tumbuh di 
dalamnya. Seperti kita tahu, madu merupakan zat manis pekat yang 
diproduksi lebah, salah satu jenis serangga pemakan nektar bunga dan 
serbuk sari.
Direkomendasikan agar 
mengonsumsi madu yang telah dipasteurisasi untuk mencegah efek buruk. 
Terutama untuk anak usia satu tahun ke bawah, karena efek alergi bisa 
sangat serius. Madu mengandung spora botulisme yang bisa menyebabkan penyakit 
serius bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan pada anak. Sebab, anak-anak di
 bawah usia satu tahun umumnya tidak memiliki kemampuan untuk 
melawannya.
 

Posting Komentar