Demam, bercak merah di telapak tangan dan kaki serta bintil sariawan di mulut merupakan ciri khas penyakit flu singapura. Meski tidak berakibat fatal penyakit ini amat mudah menular, khususnya pada anak dan balita.
Istilah penyakit flu singapura, menurut dr.Alan R.Tumbelaka, Sp.A(K)
sebenarnya kurang tepat. Dalam dunia kedokteran penyakit ini disebut
dengan penyakit tangan, kaki dan mulut (hand, foot and mouth disease).
"Penyakit
ini disebut Flu Singapura karena dianggap lebih banyak disebabkan
kuman-kuman di Singapura yang intinya tidak tepat karena kuman ini
banyak ditemukan dimana-mana dan dimulai di Toronto tahun 1957,"
paparnya.
Penyakit kaki, tangan dan mulut ( KTM) ditularkan oleh
kelompok virus seperti famili Picornaviridae, termasuk kelompok
Enterovirus, Rhinovirus dan sebagainya. Termasuk di dalamnya adalah
kelompok enterovirus yang terdiri dari virus Coxsackie A, B, Echovirus
dan Enterovirus sendiri. Penyebab terbanyak adalah kelompok virus
Coxsakie A16, dan yang bersifat fatal adalah Enterovirus 71 yang bisa
menyebabkan kematian.
Penderita penyakit KTM biasanya meningkat di
masa pancaroba dan kebanyakan menyerang anak-anak, balita, bahkan bayi
karena daya tahan tubuh mereka masih rendah. Bila menyerang orang dewasa
biasanya tidak menimbulkan gejala serius.
"Penularan terutama
melalui jalur fekal-oral dan saluran pernafasan, yakni melalui butiran
ludah, air liur dan lainnya. Penularan kontak tidak langsung melalui
barang, handuk, baju dan lainnya juga dapat terjadi," papar kepala
divisi penyakit tropik departemen anak FKUI RSCM ini.
Masa
inkubasi penyakit KTM berlangsung 2-3 hari dengan gejala sakit leher dan
hilangnya nafsu makan. Karena disebabkan oleh virus, biasanya penyakit
ini akan membaik sendiri selama 7-10 hari.
"Hanya saja penyakit
ini menjadi berat bila tidak bisa menelan karena sakit di mulut dan
harus di rawat di rumah sakit," imbuhnya.
Gejala yang cukup berat
sering terjadi antara lain hiperpireksi (demam tinggi), nadi cepat,
malas makan, lemas, kejang-kejang, fotofobia ( tidak tahan dengan cahaya
matahari), perut tegang dan terkadang gangguan kesadaran.
"Tidak ada obat yang spesifik, umumnya hanya diberikan vitamin dan secara lokal diberi obat sariawan," katanya.
Anak
yang menderita penyakit ini dianjurkan untuk tidak keluar rumah karena
sifatnya yang sangat menular. Orang dewasa yang merawat pasien
disarankan untuk menjaga kebersihan tangan karena tangan yang sudah
tertempel virus berpotensi menularkannya kepada orang lain.
Jangan panik
Prof Herdiman T Pohan, Kepala Divisi Infeksi dan Tropik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah
Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, mengimbau masyarakat agar tidak
panik terkait munculnya kasus flu singapura baru-baru ini di Depok.
Sebagaimana beberapa jenis influenza yang banyak dijumpai di Indonesia,
flu singapura yang ditularkan melalui udara itu hanya menimbulkan
kesakitan pada penderitanya. ”Kecuali flu burung, penyakit influenza
lain tidak berakibat fatal bagi penderita,” kata Herdiman.
Penderita
flu singapura biasanya mengalami beberapa gejala, yaitu demam, batuk,
pilek, pegal-pegal, capek, dan timbul bercak merah di telapak tangan,
lengan, kadang juga ditemukan di bagian kaki. ”Bila menyerang orang
dewasa, biasanya tidak menimbulkan masalah serius. Orang dewasa justru
menjadi pembawa virus,” ujarnya.
Namun, perlu diwaspadai serangan
flu singapura terhadap mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah.
Mereka adalah bayi di bawah usia satu tahun, anak-anak penderita asma,
kelainan jantung bawaan, sedang menjalani pengobatan kanker, penderita
kencing manis, dan orang lanjut usia.
”Virus flu hanya sebagai
pemicu, yang berbahaya justru infeksi sekunder. Bila virus influenza itu
masuk ke tenggorokan, kuman yang berkumpul di tenggorokan akan jadi
galak, bakteri yang semula tidak patogen bisa menjadi patogen,” kata
Herdiman. Apabila tidak diantisipasi, hal itu bisa berakibat fatal,
bahkan kematian, bagi penderita.
Untuk mencegah terinfeksi flu
singapura, masyarakat, terutama mereka yang memiliki daya tahan tubuh
rendah, dianjurkan menghindari kontak dengan penderita. Sementara
vaksinasi influenza dinilai kurang efektif mengingat virus influenza
mudah bermutasi sehingga vaksin baru efektif apabila menggunakan bahan
virus saat terjadi epidemi.
Pengobatan yang diberikan kepada
penderita flu singapura sebatas mengatasi gejala-gejala yang muncul, di
antaranya mengatasi demam, batuk, dan pilek, mencegah agar tidak sampai
terjadi kejang, serta meningkatkan daya tahan tubuh penderita. ”Yang
terpenting mencegah jangan sampai terjadi infeksi sekunder,” katanya.
Posting Komentar